Brunch talk edisi #53, kenal dekat Puslitbang Kebencanaan Unhas

Brunch talk edisi #53, kenal dekat Puslitbang Kebencanaan Unhas
Prof Adi Maulana (bawah)

IKASMANSAMKS.ORG – Seri Brunch Talk Edisi #53 kembali dihadirkan oleh Direktorat Komunikasi Universitas Hasanuddin. Untuk edisi kali ini tema yang dibahas adalah “Peran Unhas Dalam Penanggulangan Bencana: Seputar Puslitbang Kebencanaan Unhas”.

Kegiatan ditayangkan secara live melalui instagram @hasanuddin_univ, pukul 10.00 Wita, Kamis (07/01).

Hadir sebagai narasumber Prof. Dr. Eng. Adi Maulana, ST., M.Phil., selaku Kepala Puslitbang Kebencanaan Unhas. Beliau menjelaskan tentang tugas dan fungsi serta hasil penelitian Puslitbang Kebencanaan.

Kegiatan ini diharapkan memberik pemahaman dan pengetahuan baru kepada mahasiswa maupun masyarakat umum terkait Puslitbang ini.

Prof Adi menjelaskan puslitbang kebencanaan bertugas dalam mentatakelola serta menyelenggarakan penelitian dan pengabdian di bidang kebencanaan, meliputi kajian analisis potensi bencana, dampak bencana, serfa mitigasi manajemen bencana.

Puslitbang ini sendiri didirikan sejak tahun 2018 yang dilatarbelakangi salah satunya karena kurangnya literasi kebencanaan masyarakat.

“Puslitbang kebencanaan berada di bawah naungan LP2M Unhas. Pendiriannya dilatarbelakangi oleh daerah kepulauan Indonesia yang rawan bencana. Posisi geologi tektonik kita berada di tiga lempeng bumi. Di sisi lain, pemahaman literasi kebencanaan masih sangat kurang. Kita seperti dua sisi mata uang, satu sisi negara rentan bencana dan sisi lain literasi bencana sangat rendah,” jelas Prof Adi.

Bencana alam adalah fenomena yang tidak dapat dicegah. Bahkan juga, pada berbagai jenis seperti bencana gempa bumi belum dapat diprediksikan terjadinya.

READ:  Mahasiswa UNHAS raih medali di ajang PIMNAS, ubah mata ikan jadi pomade

Akan tetapi, literasi kebencanaan masyarakat dibutuhkan untuk dapat melakukan mitigasi bencana. Apalagi, bencana pada dasarnya merupakan pengertian yang berkaitan dengan kehidupan manusia.

“Jika di suatu daerah terjadi banjir, itu tidak dapat dikatakan bencana jika tidak ada manusia yang menjadi korban, atau tidak ada infrastruktur yang rusak, atau katakanlah persawahana yang menjadi terdampak. Nah, literasi seperti inilah yang dibutuhkan,” kata Adi.

Pada akhir sesi, Prof Adi mengatakan kehadiran puslitbang kebencanaan diharapkan dapat mendorong peningkatan pemahaman masyarakat dalam menghadapi situasi darurat bencana. Selain itu, memberikan pendampingan dan penelitian guna mengkaji suatu bencana, pasca bencana dan pra bencana.

Kegiatan yang dipandu oleh Erwin Syam (Student Volunteer Unhas) diikuti oleh kurang lebih 100 peserta berlangsung lancar hingga pukul 10.30 Wita.(*/mir)