IKASMANSAMKS.ORG – Hasil pantauan Dinas Pengendalian Penduduk dan KB Pemerintah (DPPKB) Kota Makassar menemukan adanya indikasi anak-anak yang terkena stunting.
“Itulah alasan mengapa kami membuat inovasi LOPIS atau Lorong Pengendali Stunting untuk mengedukasi ibu-ibu hamil, Pasangan Usia Subur, calon pengantin atau Catin, ibu-ibu nifas mengenai pentingnya menyelamatkan 100 HPk.” sebut Plt kadis DPPKB Kota Makassar, drg. Ita Isdiana Anwar, M.Kes, Selasa, 10/5/2022.
“Kami datang bersama penyuluh KB, tim PPKB, SUB PPKB, Sekretaris Kelurahan dan perwakilan RW,” katanya.
“Senang sekali, rupanya di Kampung Cedde, ada masjid yang dibangun oleh keluarga Smansa Makassar, adik-adik Smansa 89,” puji Ita yang juga alumni Smansa Makassar ini.
Di masjid itulah, Ita dan tim DPPKB berinteraksi dengan warga dengan ibu-ibu sekaligus mengingatkan pentingnya gizi dan perhatian pasangan usia subur, ibu hamil, dan masyarakat untuk peduli dan mau menerapkan penanganan yang tepat.
Berdasarkan interaksi dan paparan yang disampaikan ada beberapa hal yang penting untuk disebutkan.
Pertama, tentang 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK).
Menurut Ita, 1000 HPK adalah fase kehidupan yang dimulai sejak terbentuknya janin pada saat kehamilan atau 270 hari sampai dengan anak berusia 2 tahun atau 730 hari.
Pada periode itu, organ-organ vital seperti otak, hati, jantung, ginjal, tulang, tangan atau lengan, kaki dan organ tubuh lainnya mulai terbentuk dan terus berkembang.
Lalu, mengapa 1000 HPK disebut sebagai periode emas sebab pada 1000 HPK terjadi perkembangan yang sangat cepat sel-sel otak dan terjadi pertumbuhan serabut-serabut saraf dan cabang-cabangnya sehingga terbentuk jaringan saraf dan otak yang kompleks.
Menurutnya, perkembangan otak ini hampir sempurna yaitu mencapai 80 persen sehingga akan menentukan kualitas manusia dimasa depan.
Dia juga menyebut ada beberapa hal yang berpengaruh dalam periode emas anak agar optimal.
Pertama asupan gizi. Asupan gizi pada masa kehamilan adalah semua nutrisi yang didapat bayi berasal dari ibu. Bayi memperoleh makanan dari apa yang dimakan ibu.
“Kebutuhan gizi akan meningkat pada fase kehamilan, khususnya energi, protein, beberapa vitamin dan mineral seperti zat besi, asam folat, kalsium serta nutrisi lain untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan bayi,” sebut drg Ita.
Oleh sebab itu, ibu hamil harus memperhatikan kualitas dan kuantitas makanan yang dikonsumsinya karena dapat menentukan kesehatan seumur hidup seorang anak – termasuk faktor pencetus terhadap penyakit tertentu.
“Ibu-ibu harus memakan makanan yang beragam, bergizi seimbang dan aman. Masa setelah kelahiran sampai dengan usia anak 2 tahun, perlu diperhatikan asupan gizi di antaranya inisiasi menyusu dini, ASI Eksklusif hingga usia 6 bulan, ASI diteruskan hingga usia anak 2 tahun, dan Makanan Pendamping ASI (MPASI) sejak bayi berusia 6 bulan,” terangnya.
Yang kedua kata Itha adalah stimulasi. “Stimulasi harus dilakukan secara terus menerus, dilakukan baik oleh orang tua maupun pengasuh, dalam suasana yang menyenangkan dan melibatkan sebanyak mungkin bentuk stimulasi,” tambahnya.
Yang ketiga adalah pola pengasuhan. “Dengan pola pengasuhan yang baik maka kebutuhan kesehatan dan gizi, kebutuhan kasih sayang, kepedulain dan kebutuhan stimulasi anak akan terpenuhi,” lanjutnya.
Keempat, perawatan kesehatan. Menurut Itha, anak yang sehat akan tercegah dari berbagai infeksi penyakit. “Bila anak terkena infeksi akan mempengaruhi nafsu makan sehingga akan mengganggu pemenuhan gizi anak,” ungkapnya.
Dalam paparannya, disebutkan asupan gizi selama masa kehamilan akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan sel-sel otak janin.
“Apabila asupan gizi tidak mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan dan keadaan ini berlangsung lama akan menyebabkan perubahan metabolisme dalam otak, akibatnya terjadi ketidakmampuan otak untuk berfungsi normal,” sebutnya.
Lalu ada penjelasa mengenai IMD adalah memberikan kesempatan bayi untuk memulai menyusu pada ibunya sendiri segera setelah lahir. IMD dilakukan setidaknya 1 jam atau lebih, sampai bayi selesai menyusu sendiri.
“Manfaat IMD untuk ibu dan bayi menjadi lebih tenang., tali kasih saying ibu dan bayi lebih baik,” ujarnya.
Dijelaskan pula mengenai Kolustrum atau Air Susu Ibu (ASI) pertama keluar yang berwarna kekuningan, dan diproduksi dalam beberapa hari setelah persalinan.
“Pada kolustrum terdapat antibody, sel darah putih pencegah infeksi dan pencahar atau membersihkan mekonium (kotoran yang dihasilkan bayi selama dalam rahim),” sebutnya.
Yang terakhir adalah ASI Eksklusif. “Ini adalah pemberian ASI saja tanpa makanan dan minuman yang lain, termasuk air putih sampai bayi berusia 6 bulan. Obat-obatan diperbolehkan selama ada petunjuk dokter atau petugas kesehatan,” terang Ita.
“ASI penting hingga usia 2 tahun karena ASI tetap yang terbaik dan kaya nutrisi dibandingkan dengan susu formula, dalam ASI mengandung zat anti bodi yang bermanfaat bagi kekebalan tubuh dari serangan virus dan bakteri, serta dapat mencegah resiko alergi dan asma pada anak,” jelasnya.
“Bagaimana jika ASI tidak diberikan. Bayi sama sekali tak memperoleh Air Susu Ibu (ASI), pertumbuhannya bisa tetap optimal, selama pemberian sufor alias susu formulanya bagus,” tutupnya.
Editor: K. Azis