IKASMANSAMKS.ORG – Pengurus Pusat IKA Smansa Makassar terus berinisiatii untuk menyukseskan agenda-agenda programnya. Salah satu program utama itu adalah Temu Nasional 3. Meski demikian, Tenas 3 yang sedianya digelar dua tahun lalu, tak kunjung jua dilaksanakan karena Pilpres, setahun kemudian, urung karena bersamaan Pilkada Serentak.
Tahun ini, keinginan menggelar Tenas 3 itu kembali diuji di tengah suasana pandemi. Pertimbangan matang dan solusi terbaik bagi alumni adalah niscaya.
Hal itu pula yang sedang diupayakan oleh Pengurus Pusat IKA Smansa yang sejak tahun lalu yang telah memberi mandat kepada tim panitia Tenas 3 IKA Smansa Makassar yang dikomandoi Prof Deby Vinski, Ph.D, pakar anti-aging yang baru saja mendapat gelar Profesor dari The Academic Union Oxford.
“Kita akan terus berupaya untuk mencari jalan terbaik, aman, dan nyaman untuk kakanda-kakanda semua, para sahabat alumni dan adik-adik angkatan,” kata Andi Ina Kartika Sari di sela acara Coffee Sunset yang digelar Pengurus IKA Smansa Makassar bersama PT Dharma Lautan Utama (DLU) di Pelabuhan Makassar, 2/7/2021.
Acara berlangsung di atas KM Dharma Kencana VII, dan dihadiri perwakilan angkatan, dari angkatan 2010-an hingga 70-an.
“Kapal ini kita jajaki setelah dapat informasi bahwa rencana awal menggunakan Kapal Pelni sangat susah. Salah satu alasannya karena Pelni sudah ada jadwal dan jika pun ada itu harus menunggu beberapa hari lagi untuk balik ke Makassar,” terang Andi Ina di depan perwakilan PT Pelindo, manajemen PT Dharma Lautan Utama dan perwakilan angkatan IKA Smansa Makassar.
Andi Ina ikut mengutarakan rasa bahagianya karena ada beberapa alumni terbaik Smansa Makassar yang jadi sosok kunci di PT Pelindo atau otoritas kepelabuhanan di Makassar.
“Yang kita lakukan hari ini adalah menjajaki peluang menggunakan KM Dharma Kencana VII untuk acara Tenas 3 di Bali pada Oktober nanti. Tentu, ini belum final. Acara tenas pun akan diputuskan pada bulan Agustus nanti. Kita akan lihat ke depannya,” terang Andi Ina yang juga alumni angkatan 93 ini.
“Sekali lagi, keputusan final Tenas 3, kepastiannya diambil dalam bulan Agustus. Kita akan lihat di situ, kita akan tetap ke Bali atau bagaimana,” tambahnya seraya berharap agar alumni Smansa untuk selalu menaati protokol kesehatan.
Andi Ina sadar, menggelar Tenas 3 di tengah pandemi butuh penanganan ekstra hati-hati dan harus taat anjuran Pemerintah.
“Tapi yang pasti kita akan terus mendorong supaya kita semua patuhi protool kesehatan,” tegasnya.
Manajer Dharma Lautan Utama perwakilan Makassar, Budiono, menyambut baik inisiatif pengurus IKA Smansa Makassar yang sedang menjajaki peluang penggunaan kapalnya. “Jika Allah mengizinkan, kita bisa pakai,” katanya.
“Kami mengucapkan selama datang di Dharma Kencana 7 kepada alumni Smansa Makassar, Smansa merupakan sekolah terbaik dengan siswa terbesar,” puji Budiono.
Menurut Budiono, manajemen Dharma Lautan telah melayani Sulawesi – Surabaya sejak tahun 1999. “Kami sudah 22 tahun melayani tanpa subsidi, dengan pelayanan terbaik. Kami senang dengan kunjungan alumni Smansa dan siap membawa ke manapun,” janjinya.
Sementara itu, alumni Smansa Makassar angkatan 87, Ernriany Muis, menjelaskan bahwa di Pelindo, ada tiga lingkup yang ditangani.
“Pelabuhan Makassar, Pelabuhan Petikemas dan di kawasan IKI Makassar yang merupakan Makassar New Port. Keberadaan Pelindo untuk mendukung pembangunan di Sulsel,” kata perempuan yang biasa disapa Eno ini.
Setelah sesi sambutan lalu diteruskan observasi kapal yang dipandu oleh kru kapal. Andi Ina didampingi ketua harian IKA Smansa Ir Laksmiwaty, perwakilan Pelindo, Erni Muis, Kapten Kapal Hasan Basri, yang juga merupakan kepala bidang lalulintas laut otoritas pelabuhan
Dari pengamatan IKASMANSAMKS.ORG, nampak Ir Achmad Habib (81), Aco (87), Andi Nasrun Tahir dan Anwar Mheda Rauf (89), Agussalim Narwis (91), Erin (92), Fadly Wellang (94) dan beberapa angkatan anyar.
Mengintip KM Darma Kencana
Sejak awal tahun lalu, kapal sepanjang 186 meter ini melayani rute Makassar-Surabaya PP. Beroperasi sekali seminggu, yakni per hari Senin. Kapasitas hingga 1.060 penumpang dan 265 truk atau mobil.
“Bahkan 4 000-an jika tanpa menggunakan seat atau room,” kata petugas kapal pemandu peserta Coffee Sunset.
Andi Ina dan rombongan mengamati situasi kapal yang menurutnya nampak bersih, tertata baik dan menarik, serta lapang.
Ketua DPRD Sulsel itu pun terlihat melempar pandangan ke sisi selatan ke Losari, ke Pulau Kayangan di barat kapal, menyaksikan peperahu dan kapal patroli bergerak di sisi pelabuhan. Dia juga mengajak dan melayani para peserta untuk foto bersama di dek puncak kapal, tidak jauh dari titik helipad.
KM Dharma Kencana VII nampak ideal untuk yang siap pelesiran. Ada beberapa pilihan kamar. Seperti VIP, Kelas I sampai III yang dilengkapi restoran atau kafe, musala, toilet, area merokok, ruang hiburan hingga fasilitas bermain untuk anak.
IKASMANSAMKS.ORG sempat mengintip salah satu kamar VIP yang mempunyai tempat tidur ganda dan toilet di dalam. Ada televisi, kamar mandi lengkap layaknya hotel papan atas. Tentu dengan layanan mesin pendingin dan pencahayaan maksimal.
Ingin tahu berapa harga tiket Makassar – Surabaya selama ini jika ingin menggunakan kapal ini ke Surabaya? Yang pasti di bawah tarif pesawat, harganya Rp 320 ribu per orang dan jika ingin menyewa VIP, cukup membayar Rp 120 ribu dan Rp 87 ribu untuk fasilitas kelas I hingga III.
Tiket sudah termasuk perolehan makan tiga kali, bebas akses ke semua fasilitas, menonton sambil relaksasi di ruang entertain.
Satu lagi, kapal ini bisa menampung mobil jika anda ingin membawa mobil. Untuk jalur Makassar – Surabaya, cukup menyiapkan dana 2,5 juta sekali jalan.
Acara Coffee Sunset berlangsung hingga malam. Peserta melaksanakan salat Magrib di dek 6, lalu menikmati sajian mie bakso di dek 7. Silaturahmi dan berbagi harapan dengan kru kapal.
Pembaca sekalian, jika anda alumni Smansa Makassar atau kolega mereka, dan ingin bertemu dengan alumni Smansa Makassar yang lain di Bali, berdoalah semoga situasi baik-baik saja, pandemi bisa tertangani dengan baik.
Jika Dharma Kencana VIII jadi digunakan ke Bali, bersiap pulalah dengan keluarga, bawa mobil anda, jajal pelosok Pulau Dewata bersama keluarga. Kapan lagi tur Bali dengan mobil sendiri?
Editor: K. Azis