IKASMANSAMKS.ORG – Keluarga besar almarhum M. Taufik Fachruddin menggelar takziah dan doa bersama dengan menghadirkan penceramah Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, Prof Dr K H Nasaruddin Umar, M.A, Ahad, 25/7/2021.
Acara berlangsung selama hampir dua jam sedari pukul 20.00 Wita hingga 21.50 Wita dan dihadiri lebih dari 1 000 peserta termasuk Plt Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman hingga Sekjen Kemenaker Anwar Sanusi, pengurus pusat Kagama.
Acara dipandu oleh Maria Kusmawati dan dimulai dengan pembacaan kitab suci Al Quran, penyampaian tausiah dan doa oleh Prof Nasaruddin Umar serta testimoni kolega.
Prof Nasaruddin bercerita tentang situasi Indonesia terutama Jakarta dan beberapa kota yang dilanda pandemi. “Saya tinggal dekat masjid dan setiap saat terdengar sirene, pengumuman kalau ada yang meninggal,” katanya.
Dia pun mengingatkan jemaah untuk bersiap, sebab waktu kematian tiada yang tahu. Prof Nasar menyinggung tentang ruh, perpindahan ruh, hakikat kematian, dan perlunya doa keselamatan dari keluarga yang ditinggalkan.
“Bisa jadi almarhum ada di sekitar kita, menyaksikan siapa saja temannya yang hadir,” katanya. “Saya lihat ada seribuan peserta Zoom, ini berarti bahwa almarhum orang baik.”
Setelah tausiah Prof Nasaruddin lalu dilanjutkan testimoni kolega almarhum seperti Umar Mansyur dari Smansa 86 Makassar, Eka Firman dari Perseroda Sulsel, Prof Debbie Vinski hingga Prof Dr Farida Patittingi, M.H, Dekan FH Unhas yang ketua Kagama Sulsel.
Umar, kolega semasa SMA dengan almarhum memuji sahabat Taufik sebagai ramah dan perhatian. Dia menyebut bahwa IKA Smansa 86 menjadi besar karena usaha Taufik.
“Dari seribuan alumni angkatan 86, saat ini sudah terkumpul sekitar 500,” katanya dari Bogor.
Sementara Eka menyebut saat dirinya menderita COVID-19, Taufik sangat intens memberinya dorongan, mengontak dan terus menerus menyemangati.
Testimoni juga datang dari Prof Debbie. Dia mengapresiasi upaya Taufik yang banyak inisiatif dalam mengembangkan organisasi IKA Smansa 86.
“Semoga itu menjadi legacy yang bisa diteruskan oleh IKA Smansa,” harap guru besar spesialis anti-aging ini.
“Beliau adalah sosok yang tidak pernah melupakan keluarga, bertegur sapa dengan teman-temannya yang sakit, sosok yang ramah, luar biasa. Padahal kami sudah berencana mengirim stem cell untuk Opik dari Jakarta,” kata Debbie terkait rencana sebelum kepulangan Taufik.
“Opik adalah orang yang baik, saya bersaksi, ramah dan rendah hati,” tegasnya.
Sementara itu Prof Farida mengaku sebulan lalu dia sempat bertemu Taufik Fahcruddin di kampus Unhas Tamalanrea.
“Seperti mimpi, belum cukup sebulan, ketemu di kampus, seperti biasa dia selalu ceria, selalu dengan semangat dan sempat berdiskusi masalah hukum, tidak terlalu lama, tapi itu yang terakhir. kaget sekali memperoleh kabar kalau beliau berpulang,” ucap Prof Farida.
“Kita di Kagama Sulsel sangat kehilangan, beliau sangat support kegiatan Kagama,” akunya.
“Semoga mendapat tempat terbaik di sisi Alah SWT. Semoha keluarga besar Pak Fachruddin, khususnya adinda Munji, Insya Allah beliau tenang di sisi Allah SWT,” tutup Prof Farida.
Editor: K. Azis