Air terjun Lembah Karaeng berada di selatan atau di balik bendungan Bili-bili Gowa, makanya disebut Boko Bili’.
IKASMANSAMKS.ORG – Bermula dari lentingan kabar seorang pengunjung di salah satu warkop di Kota Makassar, Agnes dan Ika, dua anggota emaks Smansa 89 Makassar atau bisa disebut Smanka melapor ke suami-suami mereka.
“Tom, ada bede air terjun di Manuju Gowa, kerenki bede,” begitu kira-kira goda Agnes ke suaminya Thomas Petapoei.
“Oh, iyakah? Coba saya tanya Aink,” timpal Thomas, pengusaha pembuatan galon dan covernya di Kota Makassar, pemilik usaha Rafa Lestari. Aink yang dimaksud adalah suami Ikha.
Pendek cerita, Aink rupanya setuju menjajal destinasi air terjun itu, sebab sebelumnya, Ikha, istrinya pun sudah menggoda perihal datang ke air tejun yang juga kerap disebut Boko Bili’ itu.
Maka jadilah. Dharma Kuba, salah satu anggota goGOsS89 yang kerap menjadi chief de mission gowes di kalangan Smansa 89 Makassar atau SOSBOFI mengatur rencana.
“Kita start besok jam 6.30 Wita dari Telkom,” ajaknya ke saya via Whatsapp. Dia info agar kami menunggu saja di Sungguminasa.
Maka jadilah. Saya dan istri sudah menunggu sejak pukul 6.30 di depan pusat instalasi PDAM Batangkaluku, atau sekira 400 meter dari rumah di Tamarunang.
Setelah perjalanan 40 menit, kami sampai di pertigaan Bili-Bili dan Manuju. Suasana cerah meski jalur dari Sungguminasa hingga titik ini tergolong tak pernah tidur.
Kami belok kanan. Pada rombongan kali ini, ada Ical, Aink, Thomas, saya, Dharma, Oline, Agnes, Ikha, dan DK, istriku. Bersembilan kami.
Jalan menuju Manuju lempang, rata meski tanjakan dan turunan cukup ekstrem. Mengasikkan juga melihat pucuk-pucuk gunung dan bukit dari titik lintasan kami. Bawakaraeng dan sekitarnya.
Kami berhenti di beberapa titik, termasuk menikmati jalangkotek hangat di salah satu kampung. Pukul 10.30 Wita kami pun sampai di lokasi di maksud. Ada satu rombongan saya lihat sedang berkumpul di lidah raksasa air terjun.
Menarik. Di tempat ini akses sungguh bagus, jalan beton meski tak terlalu lebar. Di sekitar area air terjun, nampak beberapa gazebo, ada yang baru dibangun ada pula yang nampaknya sudah lama. Tersedia tempat mandi, atau bilas.
Pemda Gowa memang dikenal sangat antusias untuk membangun destinasi wisata mereka. Malino, Bollangi termasuk Manuju ini.
Karena sedang pertengahan tahun, suasana musim kemarau, air terjun tak nampak seperti biasanya, hanya bagian tengah yang dilalui air. Yang nampak batuan-batuan besar dan kokoh.
“Setelah musim barat, atau bulan Maret dan April, air terjun ini sungguh indah. Hampir semua sisi bebatuan dialiri air. Lebar,” kata seorang pengunjung.
Para peserta gowes sangat senang. Saya dan Dharma Kuba menyempatkan mandi. “Tak apa berbasah-basah pulang ke rumah,” batinku.
Sementara anggota Smanka berfoto bareng dan merekam keriangan mereka. Bekal lemper, dan kue-kue dari Smanka membuat kami bersukacita siang itu.
“Mantap.” balas Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan saat saya kirimkan penggalan video yang kami buat dari Lembah Karaeng Manuju.
Jarak dari Kota Sungguminasa Gowa ke destinasi ini kurang lebih 35 kilometer.
Akses terbuka dan mudah. Kita harus melewati jalur Sungguminasa – Malino sebelum berbelok di Bili-bili arah Manuju. Jalan rata nyaris tanpa lubang.
Yang pasti, ini adalah salah satu jalur gowes yang menantang selain Bollangi, mau coba?
Penulis: K. Azis