Sambangi TPA Antang, A. Ina semangati dan bantu kelompok perempuan dhuafa pemilah sampah

Sambangi TPA Antang, A. Ina semangati dan bantu kelompok perempuan dhuafa pemilah sampah
Ketua umum PP IKA Smansa Makassar, A. Ina Kartika Sari menyisihkan donasi alumni Smansa Makassar melalui Aksi Smansa Peduli untuk membagiankan anak-anak keluarga pemanfaat TPA Antang (dok: istimewa)

IKASMANSAMKS.ORG – Ketua umum IKA Smansa Makassar, A. Ina Kartika Sari, S.H, M.Si menyambangi TPA Antang untuk menyaksikan situasi salah satu tempat pembuangan akhir sampah terbesar di Kota Makassar dan bertemu warga yang masih bertahan mencari rezeki dari limbah, Kamis, 28/4/2022.

Di halaman rumah Haji Hamzah, pengusaha pembeli hasil pilah sampah plastik hingga besi perempuan yang juga ketua DPRD Sulawesi Selatan itu disambut Kepala Dinas Lingkungan Hidup Daerah Kota Makassar, Dr Ariati Puspasari Abady bersama perwakilan warga pemulung atau pemilah sampah plastik.

“Kami datang sebagai bagian dari program Smansa Peduli, Amaliyah Ramadan, untuk melihat situasi di TPA Antang, salah satu titik yang sangat penting bagi kita semua sebab di sinilah semua limbah yang kita hasilkan bermuara,” katanya.

“Karena itu, kami atas nama keluarga besar IKA Smansa merasa peduli. Sebab di tengah suasana Ramadan, saat orang-orang sibuk mempersiapkan Lebaran, saudara-saudara di sini masih terus bekerja memiliah sampah,” kata Andi Ina.

Andi Ina mencatat ada banyak perempuan yang masih terus bekerja sebelum hasil pilahan sampah menjadi Rupiah. Karena itu pula, salah satu alasan kuat mengapa ia datang ke TPA Antang adalah memotivasi kaum dhuafa untuk tetap semangat dan produktif di tengah momentum Ramadan.

“Saya lihat ada banyak perempuan yang mengaku asal Palopo, Gowa, hingga Bulukumba yang masih terus bertahan mencari nafkah di TPA Antang ini. Pemanfaatan limbah rupanya bisa juga mendatangkan nilai ekonomi,” ucapnya.

“Saya kira jelas sekali, kalau sampah dikelola dengan baik akan mendatangkan rupiah bagi saudara kita. Ini harus dibantu ke depannya, melalui program pemberdayaan dan dukungan penguatan kapasitas,” ujarnya.

READ:  IKA Smansa Jabodetabek siap gelar Reuni II di Megamendung Bogor

Sementara itu, Kepala Dinas BLHD Kota Makassar, Dr Ariati Puspasari Abady mengaku Makassat telah mempuyai 350-an Bank Sampah, atau wahana bagi pengelolaan sampah terpilah dan dapat menjadi sumber ekonomi.

“Saat ini kita juga fokus untuk mendorong apa yang disebut Waste Energy, atau sampah menjadi sumber energi,” imbuhnya.

Ariati menyampaikan terima kasih kepada ketua IKA Smansa Makassar sekalligus ketua DPRD Sulsel yang datang ke TPA Antang dan memberi bantuan untuk kaum dhuafa yang masih menggantungkan kehidupan di lokasi pemilahan sampah.

“Kami merasa terhormat, apa yang ada di TPA Antang ini memang perlu mendapat perhatian bersama. Isu sampah ini berkaitan dengan bagaimana kita mengelola limbah rumah tangga, taat dan peduli sampah kita,” katanya.

Secara simbolis, A. Ina memberikan bantuan sembako seperti beras kepada kaum dhuafa di sekitar TPA Antang kepada perwakilan komunitas salah satunya dititipkan kepada Haji Hamzah yang merupakan pembeli sampah hasil pilahan seperti plastik.

Pengurus Pusat IKA Smansa Makassar melalui aksi Smansa Peduli – Amaliyah Ramadan berbagi untuk kaum dhuafa di TPA Antaang (dok: istimewa)

“Mohon bantuanta untuk membagikan kepada anggota kelompok masyarakat dhuafa ya pak,” pinta Ina.

READ:  PAIR Digital Summit, Prof Dwia: Persiapkan pemuda manfaatkan Infrastruktur

Sebelum kembali ke kediamannya, A. Ina menyempatkan menyapa beberapa ibu dan anak balitanya. Tak lupa membagikan snack dan hadiah untuk mereka.

Alumni Smansa Makassar angkatan 93 itu datang ditemani beberapa pengurus pusat IKA Smansa Makassar seperti Sekjen IKA Muhammad Yusri Lukman, Jusuf Karim, Agussalim Narwsi, Kamaruddin Azis, Erin, Yulia R Sose dan Nana.

Para alumni juga ikut menyemangat para perempuan pejuang pemilah sampah itu untuk terus semangat bekerja di TPA Antang.  Saat yang lain sibuk menyiapkan baju baru dan kue-kue terbaik di bulan Ramadan, para perempuan itu masih berkutat di tumpukan sampah.

 

Editor: K. Azis