IKASMANSAMKS.ORG – Pria bernama lengkap Dr. rer. nat. Hawis H. Madduppa, S.Pi., M.Si ini adalah alumni Ilmu dan Teknologi Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Dia Lulusan S2 Biologi Laut pada Institut Pertanian Bogor dan berhasil merampungkan level S3 bidang bioteknologi dan genetika molekuler pada Universitas Bremen, Jerman.
Hawis, begitu sapaan pakar Biologi Laut kelahiran Bone ini banyak mengkonsentrasikan perhatiannya pada bioekologi laut, keanekaragaman hayati laut, ekologi molekuler.
Di IPB, dia mengampu beberapa mata kuliah seperti Selam Ilmiah, biologi laut, keanekaragaman hayati mikrobiologi laut, biosistematika dan genetika kelautan hingga biologi hewan laut.
Dalam tahun 2020, meski Pandemi COVID-19 dan membatasi ruang gerak penelitian dan pendidikan kampus, Dr Hawis tidak putus harapan.
“Pandemi yang dimulai dari bulan Maret 2020, membuat ritme berubah total. sempat vakum selama hampir sebulan untuk mendapatkan ritme dan harmonisasi. Alhamdulillah di tengah pandemi, justru isian kalender lebih penuh dibanding dibanding tahun sebelumnya,” sebutnya.
Di catatan almanak profesi Hawis selama 2020, tercatat beberapa pelatihan dan seminar online yang diikutinya. Baik sebagai peserta maupun sebagai ‘resource person’.
Menurut Hawis, hampir setiap hari dalam sebulan, diisi dengan berbagai kegiatan baik diundang sebagai narasumber di webinar, seminar, konferensi, atau memberikan materi dalam bentuk pelatihan atau diundang untuk memberikan pelatihan.
“Belum terhitung rapat, baik dari kampus atau institusi pemerintah, swasta atau NGO baik dalam negeri atau luar,” imbuh salah satu pilar Biorock Indonesia ini, organisasi yang aktfi mempromosikan konservasi terumbu karang dengan metode ‘sengat arus listrik’ ini .
“Alhamdulillah selama pelatihan juga dapat menjangkau lebih banyak peserta dari seluruh pelosok nusantara. Terhitung lebih dari 800 peserta dari 3 pelatihan yang diadakan,” sebutnya.
“Hal yang luar biasa juga adalah akhirnya tercapat membuat inisiasi eDNA Kolaborasi Indonesia, yang diikuti oleh lebih dari 40 peneliti dari lebih dari 30 institusi di seluruh Indonesia,” papar pakar IPB yang tenar karena perhatiannya pada DNA barcoding spesies pesisir dan lautan ini.
DNA barcode adalah teknik mengkarakterisasi spesies suatu organisme menggunakan sekuen pendek dari bagian DNA mitokondria atau DNA yang berasal dari mitokondria. Bagian DNA mitokondria yaitu unit penghasil energi yang dapat ditemukan di semua sel digunakan sebagai DNA barcode.
“Semoga di tahun mendatang kita juga semakin kreatif dan inovatif dalam menggunakan terknologi dalam penyebaran ilmu pengetahuan,” sebut pria yang juga aktif mengkampanyekan harvest strategy untuk rajungan ini.
“Pandemi memang buat kita terbatas bergerak, bukan hanya pada proses akademik tetapi juga tradisi meriset yang harus ke lapangan dan bertemu banyak orang. Tetapi, kita harus pun terus kreatif, kami dituntut untuk terus berbagi informasi dan pengalaman. Platform teknologi komunikasi saat ini sangat bisa diandalkan untuk itu,” tambahnya.
“Terima kasih banyak semua atas lebih dari 30 webinar baik sebagai invited speaker atau moderator, serta lebih dari 10 pelatihan, baik diadakan sendiri ataupun diundang sebagai mentor atau narasumber,” kunci alumni SMADA Watampone Sulawesi Selatan ini.
___
Publikasi Dr Hawis dapat ditemukan di sini:
Google Scholar: https://scholar.google.com/citations?user=I8o-R8sAAAAJ&hl=en
Scopus: https://www.scopus.com/authid/detail.uri?authorId=55195963300
Sinta: http://sinta2.ristekdikti.go.id/authors/detail?id=5975729&view=overview
Email hawis@apps.ipb.ac.id
Editor: K. Azis