Unhas gelar konferensi internasional FSSAT 2021 bahas strategi inovasi pertanian era normal baru

Unhas gelar konferensi internasional FSSAT 2021 bahas strategi inovasi pertanian era normal baru

IKASMANSAMKS.ORG – Universitas Hasanuddin melalui Fakultas Pertanian kembali menyelenggarakan konferensi internasional bertajuk “The 3rd International Conference on Food Security and Sustainable Agriculture in the Topics (IC-FSSAT)”.

Seri konferensi ketiga kali ini mengusung tema “Strategies and Innovations in Agriculture to Ensure Food Security During New Normal and to Mitigate Disaster Impacts”.

Pembukaan konferensi berlangsung pukul 08.30 Wita secara virtual melalui aplikasi zoom meeting, Jumat (08/01).

Hadir sebagai keynote speaker Menteri Pertanian RI (Dr. Syahrul Yasin Limpo, SH., MH) dan Rektor Unhas (Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA).

Adapun narasumber lainnya yakni Dr. Ir. Bayu Krisnamurthi, M.Si (IPB, Indonesia), Prof. Dr. Ir. Sumbangan Baja, M.Phil., (Unhas, Indonesia), Prof. Takuya Sugahara (Ehime University, Jepang), Dr. Ravindra C. Joshi (CABI, South East Asia), Dr. Lau Wei Hong (University Putra Malaysia, Malaysia) dan Moh. Guo-Jhong (ICDF, Taiwan).

Dalam laporannya, ketua panitia Dr. Asmita Ahmad, ST., M.Si., menuturkan konferensi ini mempertemukan para ahli bidang pertanian maupun kalangan akademisi guna membahas isu ketahanan panhan dan pertanian berkelanjutan daerah tropis.

READ:  Sambut Tenas III 2021, PP IKA Smansa Makassar sayembarakan logo, ini ketentuannya

“Kegiatan ini menghasilkan 383 paper, dimana 238 merupakan afiliasi Unhas dan 145 diluar Unhas. Nantinya paper lengkap dan telah diperiksa akan diterbitkan dalam journal dan prosiding terindeks scopus,” jelas Asmita.

Kurang lebih 300 paper akan dipublikasi dalam prosiding internasional terindeks scopus, sesuai persetujuan panitia dan IOP Conference Series: Earth and Environmental Science.

Dekan Fakultas Pertanian Prof. Dr. Sc. Agr. Ir. Baharuddin., menyampaikan apresiasi kepada panitia penyelenggara. Kegiatan ini terlaksana dengan tujuan selain membangun jaringan, juga diharapkan ada kolaborasi riset terkait tema ketahanan pangan dan pertanian dalam kondisi era normal baru.

“Pada konferensi ini, pendekatan multi-disiplin berdasarkan pengetahuan dan pengalaman dari ilmuwan, peneliti, praktisi, dan pembuat kebijakan akan dipertemukan guna terciptanya kerja sama berkesinambungan,” jelas Prof Baharuddin.

Konferensi FSSAT 2021 resmi dibuka oleh Rektor Unhas Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA. Dalam sambutannya Prof Dwia mengapresiasi kegiatan ini, mengingat isu pangan menjadi hal krusial apalagi di era normal baru.

Sebagai keynote speaker, Prof Dwia menyebutkan saat ini banyak berkembang teknologi pertanian yang mengarah pada modernisasi pangan dan praktik pertanian. Perlu digagas keseimbangan pertanian, utamanya petani lokal dalam menghadapi perubahan tersebut.

READ:  Konferensi internasional WOSQUAL 2020 bahas peran perempuan era pandemi

Wilayah timur Indonesia banyak menarik perhatian karena keanekaragaman hayatinya yang melimpah. Untuk beberapa tahun terakhir, modernisasi pangan maupun praktiknya menjadi faktor penyebab terjadinya perubahan lingkungan dan berdampak pada sistem pangan dan kearifan lokal masyarakat.

“Ini merupakan salah satu tantangan berkelanjutan. Untuk itu, perlu mengedepankan strategi inovasi yang kokoh dalam pertanian untuk menjamin keamanan pangan mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan 2030,” kata Prof. Dwia.

Menteri Pertanian Republik Indonesia, sebagai keynote speaker mewakilkan pembacaan sambutannya kepada moderator.

Dalam uraiannya, Menteri Pertanian menyebutkan sejak pandemi Covid-19, Kementerin Pertanian telah berupaya maksimal bersama kementerian lainnya dan pemerintah daerah dalam menjaga kecukupan pangan Indonesia, termasuk melalui peningkatan produksi dalam negeri dan upaya lainnya untuk harga pangan stabil.

Kementerian pertanian memaksimalkan penguatan ketersediaan dan stabilitas harga pangan melalui percepatan penanaman pada musim kemarau yang telah lewat, pengembangan pasar/toko tani untuk memangkas rantai pasok, mendorong masyarakat untuk tidak bergantung pada pangan pokok beras, akan tetapi memperluas pilihan melalui diversifikasi pangan lokal non beras dan pemanfaatan lahan pekarangan.

READ:  Penjelasan Prof Zainal Arifin tentang substansi kesehatan ekosistem laut pada webinar #7 FIKP-Unhas

Kegiatan dilanjutkan dengan mendengarkan pemaparan materi dari narasumber lain. Para peserta yang bergabung kurang lebih 600 dari beberapa negara berlangsung lancar dan berakhir pukul 12.30 Wita.(*/mir)